ASEAN Trip Part 2: One Day in Siem Riep - Cambodia Only $10
Friday, March 30, 2018
Kalau kalian sudah baca tulisan sebelumnya pasti kalian masih bertanya-tanya apa yang gue lakukan di Khaosan Road? dan kenapa gue jadinya ke Kamboja bukan Laos? Nah ini dia jawabannya, jadi akibat berkurangnya waktu trip kita karna banyaknya aktifitas yang masih kita kerjakan sehari sebelum keberangkatan maka kita memutuskan untuk mengubah jalur kita. Kenapa? Karena menuju Laos membutuhkan perjalanan yang lebih rumit yaitu harus sambung tuk-tuk dan sebagainya sedangkan kita harus tiba di bandara Ho Chi Minh tepat waktu karena kita sudah beli tiket ke Kuala Lumpur. Dan gue tipe orang yang selalu prepare akomodasi selesai dulu sebelum traveling jadi gue coba cari tiket bus antar negara yang bisa online hingga ketemulah dengan salah satu penyedia bus Thailand - Cambodia yaitu Virak Buntham. Gue pesen tiketnya disini http://www.virakbuntham.com/ dengan harga $25
Ada hal yang cukup bikin gue jengkel sebelum keberangkatan nih. Jadi gue pesen bus pukul 01.00 pagi tgl 7 supaya bisa tidur di bus tanpa perlu sewa hotel lagi so gue pesen lah via website tadi dan bayar dari sini juga. Tapi begitu receiptnya keluar ternyata systemnya baca kalau tgl 7 itu adalah tgl tiba gue di Travel Office dan bus akan berangkat pukul 01.00 tgl 8. Begitu baca gue langsung shock dan berkali-kali coba contact mereka via email tapi gak ada respon. Akhirnya gue datenginlah kantornya yang ada di Khaosan Road. Awalnya gue dan bela udah ready banget nih jaga-jaga banget kalo sampe ada apa-apa dan uangnya gak balik tapi ternyata mereka baik banget! Mereka sangat sopan dan bilang itu memang kesalahan system sampai akhirnya kita coba untuk langsung beli tiket lanjutan dari Kamboja ke Vietnam sekalian.
Bermodalkan nasi beli di di sevel dan abon yang gue bawa dari Indonesia serta minuman dari hostel maka kita makan dulu sambil nunggu busnya datang. Selama di kantor Virak Buntham kita diajakin ngobrol terus bahkan salah satu pegawainya yaitu Kat Rhong (monmaap ye bang kalo tulisannya salah) nunjukin kita video di youtube tentang orang Indonesia yang pake jasa Virak Buntham juga. Oiya di officenya juga ada free WiFi dan di sebelah office percis ada caffe lumayan fancy yang sedang menyajikan musik-musik terkini. FYI di Khaosan Road kebanyakan turis jadi lagu yang diputerin pun cukup universal. Cukup duduk depan office sambil nyantap nasi abon dan menikmati WiFi office serta alunan musik caffe tetangga rasanya udah mewah banget buat kita haha
Perjalanan menuju Kamboja
Begitu bus datang kita langsung masuk dan duduk di bangku pilihan kita, bangkunya tipe semi sleeper bus jadi cukup nyaman untuk melewati perjalanan selama 10 jam. Setelah itu Kot Rang datang dan menjelaskan tentang alur di Imigrasi pada saat di boarding nanti kemudia kami diberikan snack, minum dan handuk basah. Selama perjalanan ini gue bener-bener manfaatin untuk istirahat tiba-tiba kita sudah sampai di boarding Thailand - Kamboja dan kita diminta untuk turun dan jalan kaki melewati imigrasi. Jujur karna lumayan jaraknya kita jadi bingung sendiri jalannya makannya kita gak mau jauh-jauh dari rombongan bus yang lain. setelah sudah dapat cap keluar dari thailand dan cap masuk dari kamboja selanjutnya kita kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan.
Kita sampai di Kamboja pukul 11.00 siang kemudian semua turis turun dan ternyata mereka sudah ada yang jemput, kayanya cuma kita yang gak punya arah tujuan haha akhirnya kita masuk ke officenya Virak Buntham kamboja dulu untuk numpang ke toilet sekedar buat bersih dan nitipin barang. Ternyata di office sini juga ada WiFi guys! Akhirnya kita browing sebentar dan untungnya bela bilang dia sempet baca kalau di Siem Riep itu ada tempat makan muslim dan kita coba cari tempat makan itu. Akhirnya kita nemu dan ternyata tempatnya gak begitu jauh kemudian bergegaslah kami dengan berjalan kaki.
Nah ini dia tempatnya, yang punya namanya bang Nasir mereka bisa berbahasa melayu. Bang Nasir orang Siem Riep asli tapi pernah kerja di Malaysia 3 tahun. Pegawainyapun orang Siem Riep juga tapi suaminya orang Indonesia. Kita pesan makanan seharga $2 dan sudah termasuk sirup se-teko meeen pas banget untuk melepas dahaga akibat perjalanan jauh haha. Oiya di sini mata uang yang di pakai ada 2 yaitu US dollar dan real. Disebelah rumah makan ini juga ada Masjid yang cukup besar. Ketika kita makan kita bertemu orang Indonesia sampai 3 kali disini, rupanya disini dekat dengan office Sky Angkor (salah satu maskapai di Kamboja) dan banyak engineer dari Indonesia disana.
Selepas makan kita coba tanya sama bang Nasir berapa biaya sewa tuk-tuk untuk keliling Siem Riep tapi kita gak mau ke Angkor Wat karena HTM-nya mahal yaitu $37. Menurut Bang Nasir, percuma kalian keliling Siem Riep kalau gak ke Angkor Wat karena Siem Riep itu kecil, 30 menit pun kalian sudah bisa balik, setelah itu beliau cerita banyak mengenai Siem Riep. Sampai akhirnya kita sudah cukup istirahat, kita mau pergi untuk keliling dengan berjalan kaki tapi seperti bang Nasir kasian sama kita akhirnya dia suruh adiknya untuk anter kita keliling Siem Riep dan bilang "Kalian bayar bensin sajalah cukup $5 nanti dia ajak kamu ke tempat-tempat wisata murah dan ada yang free juga"
muka gua dan bela mendadak seneng banget tiba-tiba dia ngomong begitu haha akhirnya kita keliling Siem Riep naik tuk-tuk!
Siem Riep War Museum
Biaya tiket masuknya $5/orang didalamnya ada banyak sekali peninggalan selama perang dahulu. Lebih banyak ke transportasi darat sebenarnya, banyak sekali tank dan alat berat yang sudah mulai berkarat disini jujur agak ngeri sih sebenernya karna tempatnya cukup luas dan kalo gue boleh bilang tempatnya seperti kebon antara mobil yang satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan lahan rumput bahkan ada mobil yang sudah ada benalu menempel di badannya. Selain itu juga masih banyak meria dan peluru yang masih tersisa yang dikumpulkan di salah satu area.
Killing Field Siem Riep
Yang ini sih lebih ngeri lagi, jujur awalnya gue kurang begitu paham sejarah Siem Riep meskipun sudah di baca berkali-kali ketika di War Museum tapi ketika sampai di Killing Field gue baru sadar betapa menyeramkannya Siem Riep pada jama dahulu. Jadi Killing Field ini sesuai dengan namanya, merupakan salah satu lapangan pembunuhan para korban tidak bersalah yang di lakukan oleh Khmer Merah yang merupakan salah satu partai komunis di Siem Riep pada jaman dahulu. Khmer Merah berusaha untuk menguasai Siem Riep, kala itu Angkor Wat telah menjadi rebutan antara warga lokal dengan Perancis. Korban yang di bunuh merupakan kaum intelektual dan orang-orang tidak bersalah yang kemudian di tuduh melakukan suatu kesalahan dan di adili dengan cara dibunuh.
Agak merinding sebenernya kesini itu begitu liat ada satu kuil kecil berwarna merah yang dibangun dengan kaca yang isinya adalah kumpulang tengkorak dan tulang-belulang para korban.
Royal Residence Park
Nah sesuai namanya Royal Residence merupakan kediaman sang raja kamboja ketika di Siem Riep. Kata bang Salim, biasanya Raja keluar lihat-lihat jalanan dari depan rumah. Yang unik di dekat royal residence ini ada Royal Residence Park dimana ada pohon besar yang isinya penuh dengan kelelawar sekalipun itu sedang siang hari dan terik tapi mereka tetap stay disana. Di dekat sini juga banyak warga yang berjualan dan menawarkan cindera mata khas Thailand. Disini juga ada kuil yang biasa dijadikan tempat ibadah bagi warga sekitar.
Artisan Angkor Museum
Kalau ini merupakan tempat kerajinan tangan pembuatan patung yang menjadi cindera mata ataupun media ibadah bagi warga setempat. Disana kita bisa melihat proses mulai dari batuan besar kemudian dipahat secara manual menggunakan tangan hingga barang tersebut jadi. Tidak hanya patung, disini juga ada keramik dan lukisan tangan yang hampir semuanya dibuat secara manual. Wow gue cuma bisa bengong selama disana saking takjubnya sama keahlian mereka.
Pulang dari artisan kami kembali menuju rumah makan dan menikmati kelapa muda untuk menghilangkan dahaga hemmmm setelah itu kami kembali ke Virak Buntham office untuk menunggu bus kami menuju Vietnam pukul 7 malam.
Total biaya yang di keluarkan :
1. Makan Nasi Goreng $2
2. Minum sirup 1 teko (FREE haha)
3. Tuk-tuk keliling Siem Riep $5/2orang : $2.5
4. War Museum : $5
5. Kelapa Muda : $1
Total $10.5
Harga tersebut belum termasuk biaya bus dari Thailand ke Kamboja yaitu $25
By the way gue punya pengalaman kurang baik nih ketika masih di Cambodia, tepatnya sih di Phnom Penh. Mau tau gimana pengalaman buruknya? yuk cusss chek postingan berikutanya di Vietnam
Bermodalkan nasi beli di di sevel dan abon yang gue bawa dari Indonesia serta minuman dari hostel maka kita makan dulu sambil nunggu busnya datang. Selama di kantor Virak Buntham kita diajakin ngobrol terus bahkan salah satu pegawainya yaitu Kat Rhong (monmaap ye bang kalo tulisannya salah) nunjukin kita video di youtube tentang orang Indonesia yang pake jasa Virak Buntham juga. Oiya di officenya juga ada free WiFi dan di sebelah office percis ada caffe lumayan fancy yang sedang menyajikan musik-musik terkini. FYI di Khaosan Road kebanyakan turis jadi lagu yang diputerin pun cukup universal. Cukup duduk depan office sambil nyantap nasi abon dan menikmati WiFi office serta alunan musik caffe tetangga rasanya udah mewah banget buat kita haha
Perjalanan menuju Kamboja
Begitu bus datang kita langsung masuk dan duduk di bangku pilihan kita, bangkunya tipe semi sleeper bus jadi cukup nyaman untuk melewati perjalanan selama 10 jam. Setelah itu Kot Rang datang dan menjelaskan tentang alur di Imigrasi pada saat di boarding nanti kemudia kami diberikan snack, minum dan handuk basah. Selama perjalanan ini gue bener-bener manfaatin untuk istirahat tiba-tiba kita sudah sampai di boarding Thailand - Kamboja dan kita diminta untuk turun dan jalan kaki melewati imigrasi. Jujur karna lumayan jaraknya kita jadi bingung sendiri jalannya makannya kita gak mau jauh-jauh dari rombongan bus yang lain. setelah sudah dapat cap keluar dari thailand dan cap masuk dari kamboja selanjutnya kita kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan.
Kita sampai di Kamboja pukul 11.00 siang kemudian semua turis turun dan ternyata mereka sudah ada yang jemput, kayanya cuma kita yang gak punya arah tujuan haha akhirnya kita masuk ke officenya Virak Buntham kamboja dulu untuk numpang ke toilet sekedar buat bersih dan nitipin barang. Ternyata di office sini juga ada WiFi guys! Akhirnya kita browing sebentar dan untungnya bela bilang dia sempet baca kalau di Siem Riep itu ada tempat makan muslim dan kita coba cari tempat makan itu. Akhirnya kita nemu dan ternyata tempatnya gak begitu jauh kemudian bergegaslah kami dengan berjalan kaki.
Nah ini dia tempatnya, yang punya namanya bang Nasir mereka bisa berbahasa melayu. Bang Nasir orang Siem Riep asli tapi pernah kerja di Malaysia 3 tahun. Pegawainyapun orang Siem Riep juga tapi suaminya orang Indonesia. Kita pesan makanan seharga $2 dan sudah termasuk sirup se-teko meeen pas banget untuk melepas dahaga akibat perjalanan jauh haha. Oiya di sini mata uang yang di pakai ada 2 yaitu US dollar dan real. Disebelah rumah makan ini juga ada Masjid yang cukup besar. Ketika kita makan kita bertemu orang Indonesia sampai 3 kali disini, rupanya disini dekat dengan office Sky Angkor (salah satu maskapai di Kamboja) dan banyak engineer dari Indonesia disana.
Selepas makan kita coba tanya sama bang Nasir berapa biaya sewa tuk-tuk untuk keliling Siem Riep tapi kita gak mau ke Angkor Wat karena HTM-nya mahal yaitu $37. Menurut Bang Nasir, percuma kalian keliling Siem Riep kalau gak ke Angkor Wat karena Siem Riep itu kecil, 30 menit pun kalian sudah bisa balik, setelah itu beliau cerita banyak mengenai Siem Riep. Sampai akhirnya kita sudah cukup istirahat, kita mau pergi untuk keliling dengan berjalan kaki tapi seperti bang Nasir kasian sama kita akhirnya dia suruh adiknya untuk anter kita keliling Siem Riep dan bilang "Kalian bayar bensin sajalah cukup $5 nanti dia ajak kamu ke tempat-tempat wisata murah dan ada yang free juga"
muka gua dan bela mendadak seneng banget tiba-tiba dia ngomong begitu haha akhirnya kita keliling Siem Riep naik tuk-tuk!
Siem Riep War Museum
Biaya tiket masuknya $5/orang didalamnya ada banyak sekali peninggalan selama perang dahulu. Lebih banyak ke transportasi darat sebenarnya, banyak sekali tank dan alat berat yang sudah mulai berkarat disini jujur agak ngeri sih sebenernya karna tempatnya cukup luas dan kalo gue boleh bilang tempatnya seperti kebon antara mobil yang satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan lahan rumput bahkan ada mobil yang sudah ada benalu menempel di badannya. Selain itu juga masih banyak meria dan peluru yang masih tersisa yang dikumpulkan di salah satu area.
Killing Field Siem Riep
Yang ini sih lebih ngeri lagi, jujur awalnya gue kurang begitu paham sejarah Siem Riep meskipun sudah di baca berkali-kali ketika di War Museum tapi ketika sampai di Killing Field gue baru sadar betapa menyeramkannya Siem Riep pada jama dahulu. Jadi Killing Field ini sesuai dengan namanya, merupakan salah satu lapangan pembunuhan para korban tidak bersalah yang di lakukan oleh Khmer Merah yang merupakan salah satu partai komunis di Siem Riep pada jaman dahulu. Khmer Merah berusaha untuk menguasai Siem Riep, kala itu Angkor Wat telah menjadi rebutan antara warga lokal dengan Perancis. Korban yang di bunuh merupakan kaum intelektual dan orang-orang tidak bersalah yang kemudian di tuduh melakukan suatu kesalahan dan di adili dengan cara dibunuh.
Agak merinding sebenernya kesini itu begitu liat ada satu kuil kecil berwarna merah yang dibangun dengan kaca yang isinya adalah kumpulang tengkorak dan tulang-belulang para korban.
Royal Residence Park
Nah sesuai namanya Royal Residence merupakan kediaman sang raja kamboja ketika di Siem Riep. Kata bang Salim, biasanya Raja keluar lihat-lihat jalanan dari depan rumah. Yang unik di dekat royal residence ini ada Royal Residence Park dimana ada pohon besar yang isinya penuh dengan kelelawar sekalipun itu sedang siang hari dan terik tapi mereka tetap stay disana. Di dekat sini juga banyak warga yang berjualan dan menawarkan cindera mata khas Thailand. Disini juga ada kuil yang biasa dijadikan tempat ibadah bagi warga sekitar.
Artisan Angkor Museum
Kalau ini merupakan tempat kerajinan tangan pembuatan patung yang menjadi cindera mata ataupun media ibadah bagi warga setempat. Disana kita bisa melihat proses mulai dari batuan besar kemudian dipahat secara manual menggunakan tangan hingga barang tersebut jadi. Tidak hanya patung, disini juga ada keramik dan lukisan tangan yang hampir semuanya dibuat secara manual. Wow gue cuma bisa bengong selama disana saking takjubnya sama keahlian mereka.
Pulang dari artisan kami kembali menuju rumah makan dan menikmati kelapa muda untuk menghilangkan dahaga hemmmm setelah itu kami kembali ke Virak Buntham office untuk menunggu bus kami menuju Vietnam pukul 7 malam.
Total biaya yang di keluarkan :
1. Makan Nasi Goreng $2
2. Minum sirup 1 teko (FREE haha)
3. Tuk-tuk keliling Siem Riep $5/2orang : $2.5
4. War Museum : $5
5. Kelapa Muda : $1
Total $10.5
Harga tersebut belum termasuk biaya bus dari Thailand ke Kamboja yaitu $25
By the way gue punya pengalaman kurang baik nih ketika masih di Cambodia, tepatnya sih di Phnom Penh. Mau tau gimana pengalaman buruknya? yuk cusss chek postingan berikutanya di Vietnam
0 comments