Liburan Akhir Tahun di Yogyakarta

Monday, January 01, 2018

Daerah Istimewa Yogyakarta atau sebut saja Jogja merupakan kota yang menyimpan banyak sekali keistimewaan, mulai dari pariwisatanya, kebudayaannya bahkan orang-orangnya semuanya istimewa.


Rabu 26 Desember 2017 saya berangkat ke Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Lempuyangan Jogja yang memakan waktu sekitar 8 jam. Kami sampai disana malam hari dan kami berinisiatif langsung print tiket pulang supaya gak perlu repot antri ketika pulang nanti. Namun sayangnya saya disambut cukup baik disini, guest what? handphone saya ketinggalan pada saat cetak tiket, sekitar 50meter saya baru sadar dan ketika kembali ketempat cetak tersebut ternyata handphonenya sudah raib haha saya langsung lapor ke petugas setempat dan beruntungnya orang jogja baik-baik semua (kecuali yang nemu handphone itu ya haha) saya dibantu petugas untuk buka rekaman cctv dan dibuatkan laporan kehilang tapi ya tetap saja handphone saya tidak kembali. Yasudahlah ya my fault haha pelajaran buat kita semua supaya gak ceroboh saat traveling. setelah itu kami menuju Hostel kami di Jogja

Ndalem Sarengat

Ini dia hostel kami selama kami liburan di Jogja, biayanya sekitar 300-400rb permalam dan sudah termasuk sarapan tapi kali ini saya menginap GRATIS selama 4 hari berkat Traveloka. Kok bisa? Yup bisa dong, setiap kali kamu pesan tiket pesawat atau hotel di traveloka kamu akan mendapatkan poin yang bisa kamu kumpulin, 1000 poin nilainya setara dengan 100 ribu rupiah. Jadi perbanyak transaksi kamu di Traveloka dan kumpulin point sebanyak-banyaknya ya.
Ndalem Sarengat ini lokasinya dekat sekali dengan Alun-alun Jogja, kurang lebih 10menit jalan kaki. Setelah ngobrol sama masnya ternyata Ndalem Sarengat tadinya merupakan rumah keluarga namun sudah tidak ditempati makannya sekarang dijadikan tempat penginapan. Menurut saya tempat ini sangat recommended untuk traveler low budget seperti saya karena selain lokasinya strategis, fasilitas yang disediakan juga cukup lengkap jika dibandingkan dengan harga yang ditawarkan.


27 Des 2017
Mengejar sunrise di Bukit Punguk Kediwung, Dlingo
Jam 4 dini hari kami sudah dijemput oleh supir kami selama di Jogja, Mas Ghandi namanya. Kami menuju Mangunan Dlingo menaiki bukit. Sesampainya disana tujuan pertama kami adalah menikmati sunrise di Bukit Punguk, sayangnya kabut hari itu cukup tebal sehingga matahari kurang begitu jelas. biaya masuknya cukup murah. Kami bertiga + mobil hanya Rp 12.000. Kalau mau foto per spotnya bayar Rp 3.000



Seribu Batu Songo Langit
Setelah menikmati sunrise yang sedikit pemalu hari itu kami bertolak ke Seribu Batu Songo Langit yang letaknya tidak jauh dari Bukit Punguk sekedar untuk ambil foto di tempat hits Jogja ini.biaya masuknya Rp. 10.000. Sekedar saran, kalau teman-teman mau take photo di rumah seribu kayu ini datanglah sedikit lebih pagi, karena kesiangan sedikit saja maka tempat ini ramainya bukan main mengingat tempat ini sedang jadi icon hitsnya kota jogja setelah film "keluarga tak kasat mata".


Bukit Mojo
Kemudian kami menuju Bukit Mojo rencananya untuk sarapan namun tempat ini lebih asik untuk berfoto karena masih banyak spot baru dan tempatnya agak ngumpet jadi jarang orang yang datang kesini. Bahkan pada saat kami datang hanya ada 4 pengunjung disini. Biayanya hanya parkir Rp 5,000


Makan Sate Klatak
Diperjalanan menuju destinasi berikutnya kami mampir dulu ke Sate Klatak mangunan. Apa itu sate Klatak? saya sendiri juga bingung jelasinnya tapi yang jelas ini sate kambing yang di bakar dengan bumbu yang cukup sederhana namun begitu digigit dagingnya lembut sekali dan porsi pertusuknya jauh lebih besar dibandingkan sate yang sewajarnya. harganya sekitar Rp. 30.000 perporsi sudah nasi dan minum. Kalau urusan kuliner memang Jogja juaranya.

Taman Bunga Matahari (Pantai Samas)
Taman Bunga ini adanya di Pantai Samas, sebenarnya diarea ini ada banyak petani yang menanam bunga matahari tapi setauku ini yang peling sering dikunjungi karna ini yang paling luas. Berdasarkan info yang saya dapat dari ibu penjual minuman di Taman Sari, pemilik Taman Bunga Matahari ini namanya Pak Warno, atau ada juga yang milik Pak Guru. Biaya masuknya Rp 5.000/orang


Gumuk Pasir
Jujur sepertinya saya salah tempat, bukan gumuk pasir ini yang saya kunjungi karna rencananya mau foto di ayunannya tapi begitu sampai sini gumuk pasirnya kosong. But lucky me, selain masih kosong karena masih jarang ada orang yang datang, gumuk pasir disini jauh lebih luas dan lebih tinggi percis seperti di gurun pasir bahkan di dekat area tersebut sedang dibangun ka'bah untuk manasik haji hehe
biaya masuknya gratis karena tidak ada pengelolanya

update: beberapa hari yang lalu saya dapat info kalau Gumuk Pasir ini namanya Gumuk Pasir Parangkusumo yang terletak di antara Pantai Depok dan juga Pantai Parangtritis. Gundukan pasir ini berasal dari material vulkanik Gunung Merapi yang terbawa oleh aliran Sungai Opak, Sungai Progo, dan sungai-sungai yang ada di Jogja yang menuju ke Pantai Parantritis. Di Gumuk Pasir ini bisa digunakan untuk olahraga sandboarding, dan rencananya bakalan dimasukkan ke dalam daftar Unesco World Heritage. Sungguh ketidak sengajaan yang berfaedah haha



Bukit Paralayang Parangtritis
Mungkin kalian tau kalau saya suka banget sama pantai but kali ini saya gak turun ke pantai. I just want new way to enjoy the beach. Kali ini saya bisa melihat panjangnya bibir pantai parangtritis dari atas bukit. What a stunning view! biayanya cukup bayar parkir saja Rp. 5.000 oiya diatas sini ada banyak warung jadi kalian bisa menikmati pemandangan sambil menikmati makanan ringan atau mungkin sambil minum es kelapa.


Tempo Gelato Jalan Kaliurang
Di jogja ada 2 Tempo Gelato yaitu di Jalan Kaliurang dan di Jalan Prawirotaman. Dua-duanya memiliki arsitektur yang unik dan selalu ramai. Nah dijalan Kaliurang ini tempatnya lebih besar dari pada di Prawirotaman namun lokasinya lebih jauh menuju pusat kota jogja. Harga per cone nya cukup Rp 25.000 worth it lah kalau dibandingkan dengan rasa dan tempatnya.



28 Des 2017
Menikmati Pagi di Punthuk Setumbu, Magelang
Malam itu hujan turun cukup lebat hingga dini hari. Rencana kami yang semula ingin berangkat pukul 4 mundur menjadi pukul 5 lewat. Pagi itu kami di jemput oleh mas Andy yang masih merupakan tim dari Adhiyas supir kami kemarin. Rupanya perjalanan cukup jauh hingga kami melanjutkan tidur kami di mobil. Sesampainya di Punthuk Setumbu hujan sudah berhenti namun kami harus menaiki satu persatu anak tangga yang cukup licin. Sesampainya diatas, kami seperti di Negeri di Atas Awan, kabut sudah mulai turun yang terlihat hanyalah Gunung Merapi lengkap dengan anaknya serta Siluet Candi Borobudur dari kejauhan. Dari Punthuk Setumbu kami bisa melihat hampir seisi kota magelang. That just sooo stunning!



Bukit Rhema - Gereja Ayam
Tidak jauh dari Punthuk Setumbu kami pergi ke Bukit Rhema atau Gereja Merpati atau warga sekitar menyebutnya Gereja Ayam, Gereja ini mendadak hitz setelah salah satu scene di film AADC. Tak banyak yang tau kalau bukit rhema ini di bangun oleh seorang pendeta keturunan china palembang dan menikah dengan warga sekitar. Awalnya gereja ini di bangun sebagai rumah doa dan tempat rehabilitasi bagi penderita gangguan jiwa, tukang pukul, dan narkoba. Walaupun namanya gereja namun didalamnya dibangun juga rumah doa bagi yang beragama Muslim dan Hindu. Semuanya dibangun bersebelahan sungguh toleransi yang membuat saya takjud. Kini para pasien di rawat di rumah milik pendeta tersebut yang letaknya tidak jauh dari gereja dan rata-rata yang bekerja disini merupakan pasien yang sudah sembuh. Info tersebut kami dapatkan dari Guide kami. Tiket masuknya Rp. 15.000 sudah termasuk makanan khas bukit rhema yaitu Singkong Goreng + Sambal Terasi.

Oiya kalau mau kesini sebaiknya kamu datang dengan guidenya karna ada banyak sekali sejarah di Gereja Ayam ini yang bisa kita pelajari. Oiya kalau kalian mau foto di mahkota dengan keadaan sepi kalian juga bisa minta bantuan sang guide supaya yang lain di hold dulu biar gak ikutan naik hehe



Stonehenge - The Lost World Merapi
Sekarang gausah jauh-jauh ke Inggris buat liat bangunan prasejarah susunan batu besar atau yang biasa disebut Stonehenge ini. Kini di kaki gunung Merapi desa Cangkringan, Kepuharjo, Sleman - Yogyakarta juga ada Stonehengenya. Masih belum banyak yang tau stonehenge ini jadi masih OK kalau kalian mau datang kesini. Tiket masuknya Rp 10.000.

Hmmm kali ini adalah area tersabar, iya saya menghabiskan waktu 1 jam hanya untuk tunggu orang-orang pergi dari area photo saya haha tempatnya ramai sekali mungkin karna tempat ini masih baru makannya antusias wisatawan cukup tinggi.


Soto Bathok Sambisari
Selama kami di Jogja, ini merupakan makanan yang termurah. Yup sekali lagi saya tekankan, Jogjaa memang juara kalau urusan kuliner. Untuk Soto harganya hanya Rp 5.000 + Tempe Rp. 500 + Sate Telur Rp 2.000 dan minum Rp 2.000. Selain harganya murah rasanya juga lumayan tapi jangan kesini ketika makan siang ya karena pasti ramai sekali. Oiya lokasinya ada di komplek Candi Sambisari tepat beberapa meter sebelum pintu masuk Sambisari.

Candi Prambanan
Tidak lengkap rasanya kalau ke Jogja tanpa berkunjung ke Candi. Diantara semua candi kami putuskan untuk ke Candi Prambanan. Masalahnya kali ini kita datang saat hi-season maka semua tempat wisata terbuka ini ramai sekali oleh pengunjung. Diantara semua tempat yang kami kunjungi ini lah yang paling mahal yaitu Rp. 35.000


Malioboro
Nah kalau ini sih siapa yang gak tau, Pusat belanja paling terkenal seantero jogja. Belum ke Jogja kalau belum ke Malioboro. Pssst disini banyak batik yang murah-murah loh haha

29 Desember 2017
Ini adalah hari terakhir kami di jogja. Pagi itu kami berjalan kaki menuju Taman Sari. Yup cukup berjalan kaki dari hostel kami yang letaknya tidak jauh dari alun-alun. Diantara semua lokasi di taman sari ini tujuan utama saya adalah tangga yang instagramable di Sumur Gumuling.Sekedar info, Taman Sari merupakan tempat pemandian kesultanan yang sudah ada sejak 1938. Dulu dibawah danau terdapat lorong rahasia menuju Sumur Gumuling yang digunakan sebagai tempat ibadah muslim. Tangga ini merupakan penghubung antara jamaah pria yang ada di lantai atas dan jamaah wanita yang ada di lantai dasar. Sumur Gumuling dibentuk melingkar agar seluruh jamaah bisa mendengar suara sang imam tanpa perlu pengeras suara.

Oiya ada kejadian sedikit lucu di balik foto ini sekaligus menjawab pertanyaan "kenapa sih kalo foto selalu bisa dapet background sepi?". Hari itu padahal bukan weekend tapi mungkin karena hari libur jadi Taman Sari ini cukup ramai bahkan seperti pasar. Padahal saya datang pagi sekali tujuannya ya 1, supaya bisa dapet spot yang sepi. Ternyata saya salah, taman sari tidak pernah sepi haha untungnya guide kami saat itu sangat baik, sebelumnya saya diberi aba-aba untu berdiri dibalik pintu dibelakang saya ini untuk kemudian langsung turun ketika sedikit sepi, yak hanya sedikit sepi hitungannya masih banyak orang yang ada disekitaran tangga. Kemudian guide kami memberi intruksi kepada semua orang yang masuk ke area foto ini untuk minggir haha ini agak lucu karna satu persatu mereka pergi dan ngumpet dibalik pintu pintu besar yang ada disekeliling saya ini. Kemudian teman saya Febby dengan sigapnya ambil gambar dan sayapun langsung pasang badan. Baru dapat 3-5 foto tiba-tiba bapak-bapak di depan saya (bagian bawah tangga) memarahi saya "Mbak kalo foto jangan lama-lama dong gantian sama yang lain!" saya hanya bisa tertawa karna mungkin baru hitungan detik saya berdiri disitu sudah kena omelan. But saya sangat happy karna bisa dapet foto disini dengan background sepi karna kabarnya memang tangga ini selalu ramai.




So itu dia perjalananku selama di Jogja, semoga bisa membantu teman-teman yang ingin liburan ke Jogja ya. See you on my next destination



You Might Also Like

0 comments