Misteri pertanyaan "Kerjanya apa sih? Kok bisa traveling mulu?"

Wednesday, September 26, 2018


Malam itu gue duduk di pojokan kamar, literally pojokan (anjay Jaksel banget lidah gua). Lalu gue melihat ke sekeliling kamar sambil berfikir “apa yang bisa gue jual/preloved ya?”. Jujur gue adalah tipe orang yang suka menyimpan barang barang aneh yang tidak dibutuhkan hanya atas dasar “lucu atau sayang kalo dibuang” tapi, ternyata traveling merubah paradigma gue berfikir “menyimpan barang” yang ternyata adalah bagian dari ego yang harus gue kesampingkan. “Kenapa harus jual barang? Butuh duit banget apa gimana?”. Jawabannya adalah SENGAJA, Sengaja agar ada tulisan ini (monmaap coy gue kalo nulis mesti terjun langsung biar real ceritanya) traveling kali ini yang kebetulan ke Labuan Bajo yang katanya mahal itu, gue sengaja gak mau pakai gaji gue sedikitpun karena gue bosan tiap kali ditanya “Gaji lu berapa sih? Kok bisa jalan mulu?” Atau “Lu kerja dimana sih fik? Kok enak banget dah duitnya lancar” Ok baik mari kita ungkap misteri pertanyaan “Gaji lu berapa sih” dan “Kerja lu apa sih?”


1. Mencari 100ribu pertama

Diantara tumpukan tas gue, ada satu semi koper hadiah dari salah satu travel agent kantor lama. Awalnya gue pikir “mayan buat traveling kalo deket deket” tapi sudah setahun kata “lumayan” itu sama sekali tidak diindahkan oleh alam bawah sadar gue sendiri yang artinya “sebenernya gue gak perlu loh, masih ada tas backpack kok”. Akhirnya gue jual lah tas itu ke Bukalapak dengan harga 100ribu. Dan kemudian 100ribu pertama sudah ada di tangan.
Kalau lu sekarang sedang di posisi gue saat itu, cobalah temukan 100ribu pertama lu di kamar. Kalau lu merasa “duh kayanya gak ada yg bisa gue jual nih, gue gak punya apa-apa” Percayalah! Itu artinya ego lu masih tinggi. Cobalah lakukan negosiasi dengan diri sendiri dulu, lalu ulangi untuk lihat seisi kamar. Eits tapi inget, ini harus barang pribadi ya! Jangan perhiasan emak lu yang lu jual!

2. Mencari 100 ribu berikutnya di tempat yang sama atau di rumah
Gue kembali ke pojok sambil berpikir “apa lagi ya yang gak kepake dan bisa gue jual?”. Tepat di sudut atas lemari rupanya ada barang peninggalan mantan. Eh maksudnya ada bahan sisa dagangan masa kejayaan dulu yang jelas sudah sama sekali tidak terpakai. Ada bahan potongan sisa kain kanvas yang akan sulit kalau di jadikan full totebag, akhirnya gue buatkanlah kombinasi totebag dengan bahan semi kulit yang tentunya juga merupakan bahan sisa hasil usaha beberapa tahun yang lalu. Gue design dengan ukuran dan pola se-efisien mungkin. Begitu sudah jadi, gue photo lah itu totebag dan gue post ke Instagram lalu share ke teman-teman kalau gue jual totebag itu dengan harga 99.000. Dalam waktu 1 minggu totebag gue laku 7pcs dan lucunya walaupun gue bilang harganya 99.000 tapi mereka semua bayar dengan harga 100.000 dengan alasan “yaudah gapapa fik buletin aja”. Haha ternyata ilmu marketing tentang psikologi harga gue berhasil juga. Maka terkumpulah 700.000 berikutnya

3. Berjualan Jasa
Kenapa harus jasa? Karena itu yang satu-satunya tidak pakai modal.
Beberapa bulan sebelum keberangkatan gue ketemu temen gue rafi dari @jangandiamterusbackpacker dengan helm gojeknya. Spontan gue bertanya “Sekarang lu ngegojek raf?” Jawabannya adalah “Iya nih sementara, lagi ngumpulin duit buat next trip haha”. Sebuah jawaban yang sederhana tapi berarti banget buat gue coy thankyou raf! Dari situ gue kembali berfikir “Ok gue bisa apa ya?” “Ok gue bisa design, dulu gue pernah jual jasa bikin vector face dan cukup laku, gue promoin lagi kali ya”. Yap gue mulai berjualan dan kebetulan banget kemarin lagi musim wisuda, Alhamdulillah jasa gue laku 8 dengan harga super murah yaitu 50.000/pcs which is gue dapet 400.000

“Fik, kantor gue lagi butuh orang nih buat ngedit subtitle video sebenernya gampang sih tapi lumayan banyak ada 20 video”
Tiba-tiba chat itu masuk ke whats app, Ok gue memang bisa edit video sedikit sedikit tapi laptop gue gak compatible buat edit video akhirnya gue pinjem laptop kaka gue dengan syarat dipakenya bukan pas dia lagi kerja. Akhirnya gue terima resiko dengan mengerjakan video itu tengah malam! It’s OK kalau memang harus mengurangi waktu tidur gue, kalau gue sudah bilang OK itu artinya gue siap menerima resikonya. Nah dari sini gue menerima tambahan pemasukan 1.000.000

“Ya elu mah enak bisa design fik, gue bisa apa?” Kalau kalian sedang ada di tahap pertanyaan/pernyataan ini sekarang, saran gue mending kalian stop baca disini. Kenapa? Karna setelah lu baca lanjutan tulisan ini yang ada di kepala lu hanyalah “lah elu mah enak bisa foto/ lah elu enak punya temen kaya/ lah elu mah enak punya ini itu bla bla bla”. It’s OK, itu hak kalian kok untuk berpresepsi seperti itu, gak ada yang salah hehe tanpa kalian sadari kalimat “lah elu mah enak bisa ..... lah kalo gue .....” ini adalah kalimat orang yang sedang berkecil hati atau kasarnya mentalnya sedang down. That’s why I say, you can stop read at this point hehe kenapa? Karena kalau bicara mental sih sudah sulit ya gak ada obatnya, KECUALI lu adalah tipe orang yang “yailah fika aja bisa begini, masa gue engga / yailah begini doang mah gue gue bisa” walau terkadang itu terdengar meremehkan tapi ini jauh lebih berarti, setidaknya setelah kata kata tersebut keluar akan ada tindakan yang akan lu lakukan. Jadi untuk kalian yang masih baca sampai kalimat titik ini, Yap selamat mental kamu kuat! buat yang tadi udah stop duluan bacanya mungkin dia maennya kurang jauh ya gak tau kalau di luar sana banyak orang yang jauh lebih susah haha. Yuk ah kita lanjut bahasnya.

4. Mencoba peruntungan
Tidak ada salahnya kok ikutan give away, tag photo ke akun tertentu, hanya semata mencoba peruntungan. Satu hal yang perlu kita tau, Tuhan sudah menyebarkan rejekinya di penjuru muka bumi ini, tinggal kitanya aja mau usaha cari rejeki itu apa engga karena rejeki dateng dari berbagai macam pintu. Beberapa bulan lalu gue iseng tag photo gue ke Traveloka dengan hastag yang sudah mereka tentukan, unpredictable ternyata foto gue terpilih dan gue mendapatkan point sebesar 10.000point yang setara dengan 1juta tapi tidak bisa diuangkan. Nah kebetulan ada temen yang lagi cari tiket untuk honeymoon akhirnya mereka pakai akun dan point gue untuk pembelian tiket pesawat dengan potongan 10% so gue dapat 900.000 dari sini deh.

Oke mari kita total:
100.000 + 700.000 + 400.000 + 1.000.000 + 900.000 = Total 3.100.000
Cukup buat ke Labuan Bajo? Kalau berdasarkan ilmu traveling gue yang super irit ini sudah cukup kok! coba cek aja buktinya disini. Lalu apa selanjutnya?


5. Perlu Sponsor?
Seiring berjalannya waktu (selama gue mencoba point nomor 1 hingga 4) gue coba untuk bikin proposal dan mulai nyebar. Sejujurnya trip kali ini gue agak pesimis mencari sponsor karna perusahaan atau brand Indonesia lebih tertarik kalau produknya di foto di luar negeri tapi ya apa salahnya kalau tetep kita coba ya gak? Sampai akhirnya ada 2 brand yang menghubungi gue dan deal untuk kasih produk + fee nya! Tak perlu gue sebutkan lah ya berapa jumlahnya. “Terus duit lu utuh dong fik?” Perlu kalian ingat gue tidak traveling sendirian yang artinya kebutuhan apapun selama traveling berlangsung harus jadi tanggung jawab bersama. Kebetulan gue memang sudah kerja tapi partner gue, Diah masih kuliah. Gue percaya rejeki sudah ada yang ataur, mungkin ini rejeki Diah yang datang lewat gue? Who knows, jadi uang itu kita pakai untuk kebutuhan selama disana.

“Ok point nomor 1-3 bisa diusahakan tapi 4 dan 5? Itu untung untungan aja deh kayanya fik” ok silahkan kurangi saja jumlah uang dari point ke 4 dan ke 5, apakah tetap cukup? Jawabannya adalah TETAP CUKUP gue tetep bisa traveling kok dengan 2.200.000! Kalau pun gak bisa ke Labuan Bajo kan tetep bisa ke tempat lain, atau ya tunggu sabar sebentar kumpulin uangnya sampai cukup, intinya pertanyaannya kan “Kerjanya apa? kok bisa jalan jalan mulu?” itu rasanya kurang pas hehehe dari kata "Kerjanya apa?" tanpa kamu sadari kamu sudah menyudutkan pemikiran kalau "hanya orang yang punya pekerjaan tertentu lah yang bisa jalan jalan" padahal ya siapapun kalau emang mau usaha dia juga bisa traveling kan? hehe coba yuk kita mulai berfikir terbuka.

Guys! You can dream big and aim high, BUT REMEMBER, you must also work very hard (#88lovelive). Gue yakin traveler hitz nan jauh disana pun juga melakukan hal yang sama awalnya bahkan jauh lebih keras dengan cara mereka masing-masing, sekarang mereka hanya sedang menikmati hasilnya. Atau mungkin sebenarnya ada juga yang masih dalam masa sulit tapi ingat guys tidak semua harus di share di media, kalian cukup tau senang-senangnya saja. Perihnya cukup kami simpan sendiri :)

Semoga tulisan ini berguna bagi siapapun yang membutuhkan jawabannya

Rafikaulia




You Might Also Like

2 comments

  1. anyway, aku setuju banget sama tulisan kakak. paradigma yang sudah terbiasa ada seperti "kerja dimana"? padahal era sekarang nih segalanya bisa dipekerjakan. Salam kenal Kak Rafika, glad to know this blog :)
    yasarunaw.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Sangat menginspirasi! senang menemukan blog ini :)


    https://www.luciaberta.com/

    ReplyDelete