Traveling ke Labuan Bajo Mahal Gak Sih?

Sunday, September 23, 2018

Malam itu 13 September berbekal izin cuti dari sang bos Ibu Ihat yang luar biasa baiknya, gue berangkat menuju bandara Soekarno Hatta, Cengkareng untuk bertolak menuju I Gusti Ngurah Rai Airport Denpasar, Bali. Beruntungnya gue dapat pesawat Air Asia promo dari Tokopedia dengan harga 400.000. Gue sampai Bali tepat jam 1 pagi dan tidak punya arah tujuan malam itu, akhirnya gue memutuskan untuk stay di Alfamart karena cuma dialah yang buka 24 jam haha. Seusai adzan subuh gue menuju masjid Al-Ikhlas yang ada di depan bandara untuk sholat dan kemudian meminta Mardiah yang kebetulan sudah stay di bali sejak tanggal 10. Kemudian kami mampir sebentar ke Karang Boma Cliff untuk killing time karena kami baru akan menyebrang dari PELNI Pelabuan Benoa ke Labuan Bajo Jam 1 siang.

Tepat Jam 12 kami berangkat menuju Pelabuhan Benoa, dan menukarkan tiket yang sebelumnya sudah kami beli via online. Untuk cara pembelian onlinenya kamu bisa cek disini. Sekitar Jam 2 lewat kapal Pelni KM. BINAIYA kami berangkat mengarungi samudera nan biru (ahilah ribet amat bahasa lu pik) selama 28 JAM! Yap mamam tuh 28 jam dilaut wkwk nah buat yang mudah mabuk laut mungkin bisa dibantu obat anti mabok haha. Oiya harga tiket Pelni Benoa - Labuan Bajo hanya 230.000. Thankyou banget Baginda alias @backpackersopan atas infonya akhirnya kita bisa dapet harga jauh lebih murah dibandingkan naik pesawat langsung.


Nah kalau kalian udah ketemu dengan hamparan pulau-pulau cantik dan banyak ikan sehat yang ikutan berenang di kiri dan kanan kapal itu artinya kita sudah hampir sampai di Paradise Under the Sun alias Labuan Bajo! (osyaaaap khan maen) Begitu sampai pelabuhan kita berjalan menuju tempat kita bermalam yaitu Kampung Bule Hostel. Cukup bayar 150.000/kamar atau 75.000/orang kita sudah bisa stay di hostel sederhana namun dengan pemandangan yang sangat mewah dari balkonnya. Oiya disini juga boleh ngeteh, ngopi, masak sesuka hati nyaman bagaikan rumah nenek ataupun senyaman bersandar di pundaknya doi pokoknya lah. Malam itu kita tidur cepat dan bersiap untuk perjalanan menuju ke Desa Waerebo, desa di atas awan di manggarai, NTT. (Tulisan tentang Waerebo akan segera diupdate yah)
Pemandangan dari balkon hostel

Sepulang dari Waerebo, kita masih bingung harus sailing pulau komodo hubungi kemana, kami juga galau mau ambil oneday trip atau live on boat. Akhirnya ada seorang kakak yang kebetulan sedang stay di Hostel menawarkan kami untuk sailing 2hari 1malam dengan fasilitas cabin (kamar), makan dan buah serta cemilan aman terjaga dengan harga 1juta. Ya mungkin sebenenarnya harga segitu gak masuk untuk tipe backpacker macam kita tapi kalau di hitung-hitung misal kita ambil oneday trip itu artinya kita harus sewa hostel satu malam lagi dan belum lagi harus beli makanan yang sejujurnya makanan di labuan bajo mahal-mahal haha.

Tepat jam 7.30 kita di jemput oleh seorang ibu yang kami panggil tante (yang ternyata merupakan warga BSD Tangerang Selatan tercintah) menuju ke Pelabuhan (padahal mah kita bisa jalan kaki wkwk tapi ini udah termasuk fasilitas ternyata) Kami diantar hingga ke depan kapal, lalu kemudian kapal kami berlayar tepat jam 8 Pagi.



Pulau Rinca
Pulau pertama tujuan kami adalah Pulau Rinca, kami turun di Loh Buaya. Yup sesuai namanya disini ada banyak buaya yang tinggal di hutan mangrove. Eits tidak hanya buaya, tapi disini juga ada monyet, rusa dan kerbau. Agak ngeri-ngeri gimana gitu sih sebenernya haha

Yap di Pulau Rinca tak perlu sulit sulit mencari komodo, tidak jauh dari tempat tiket kita sudah bertemu dengan anak Komodo yang berumur sekitar 2 tahun. Perlu Kalian tahu, hidup jadi anak Komodo itu tidaklah mudah. Selain Komodo merupakan Karnivora, mereka juga merupakan kanibal. Tak jarang mereka memakan anak mereka sendiri. Makannya walaupun anak Komodo jauh lebih lincah tapi kita masih aman karena dia masih takut dengan manusia dan juga "saudara"nya. Setelah jalan sekitar 200meter kita bisa liat sekumpulan Komodo yang sedang bermalas-malasan. Walaupun begitu kita harus selalu waspada! Komodo di Taman Nasional ini tidak diberi makan. Mereka dibiarkan mencari makan sendiri agar kita tidak merusak rantai makanan mereka dan merubah Komodo yang pada hakikatnya memang seekor "pemburu". Jadi kita gak tau nih si om yang lagi pada nongkrong udah pada makan apa belom.

Oiya satu hal lagi yang perlu kamu ketahui, Komodo memiliki air liur yang mengandung bakteri yang sangat berbahaya. Bayangkan untuk membunuh satu ekor kerbau yang besarnya 2-3 kali lipat dari badannya dia hanya butuh 2minggu untuk mematikannya. Begitu pula dengan Rusa, dia hanya butuh 3-4 hari untuk mematikannya, hemmm kalo manusia berapa lama yah (?) 

Kemudian kami melanjutkan perjalanan, beberapa kali kami bertemu komodo yang sedang menyebrang jalan lalu hilang di balik alang-alang bagaikan dirimu yang datang kemudian menghilang tanpa pesan YA SALAAAAM EMANG DASAR KADAL eh aduh maap kelepasan wkwk sampai akhirnya kita tiba di bukit yang sangat indah, kita bisa melihat sebagian perbukitan pulau rinca dari sini.







Pulau Komodo
Setelah dari Pulau rinca kami kembali berlayar untuk menuju Pulau Komodo yang jaraknya menempuh sekitar 2 jam. Sama hal nya dengan di Pulau Rinca, disini juga kami kembali berburu komodo. Jadi kalau berdasarkan katanya Pak Dedi (Ranger kami) di pulau inilah komodo berasal, kemudian mereka berenang mengikuti arus hingga sampai ke pulau-pulau lain. Masuk Pulau Komodo, kamu bisa memilih mau tracking menggunakan jalur yang mana. Kami menggunakan Medium flat track, biar gak capek bos abis dari rinca kan. Sejujurnya bertemu mereka di Pulau ini jauh lebih sulit karna keberadaannya tersebar luas. Beruntungnya kami masih bertemu beberapa komodo disini, sejujurnya muka mereka itu gemes banget loh guys pen bawa pulang tapi berabe kalo nanti gue di kunyah ;")




Pink Beach
Selesai dari Pulau Komodo, kami pindah ke Pantai Pink / Pink Beach yang sebenarnya sedang kurang pink karena matahari sudah mulai turun huhu tapi it's OK lah Pink Beach tetap cantik kok. Kenapa pantainya bisa berwarna Pink? jadi di sini ada banyak sekali corral atau karang berwarna merah yang kalau sudah mati akan melebur menjadi butiran merah kemudian menyatu dengan pasir yang putih hingga terbentuklah warna merah muda. 


Sunset
Satu hal yang tidak boleh kamu lewati selama di Labuan Bajo adalah sunsetnya! agilak gue gak perlu menjelaskan panjang lebar lah, kalian harus langsung datang kesana!

Pulau Padar
Pagi pun tiba, waktunya kita mengunjungi pulau tujuan utama mengapa gue kesini. Yap Pulau Padar! sengaja gue pilih kesini bulan september karena gue mau liat Padar ketika menguning. Anak tangga satu persatu gue pijaki mayan uga men jan lupa bawa minum. Hingga akhirnya sampailah kami di Puncak Padar! Fix nangis, bucket list gue tahun ini tercapai! By the way kalian juga harus turun ke pantainya loh yah! pasirnya tuh alus parah kaya tepung terigu segitiga biru men!



Manta Point
Seusai dari Padar waktunya snorkeling di Manta Point! Sesuai namanya, disi banyak Pari Manta yang hampir sulit kita temukan di tempat lain. Beruntungnya kami hari itu bertemu dengan Manta yang sangat besar! bahkan panjangnya seukuran dengan manusia! Dia berenang dengan sangat cantik seperti sedang menari. Oiya disini juga kita bertemu dengan baby shark du du du du tapi sayang kami tidak berhasil mendapatkan gambarnya.


Pulau Kanawa
Destinasi terakhir kami adalah Pulau Kanawa. Pulau cantik yang memiliki keindahan alam terumbu karang dan ikan yang sangat sehat. Disini gak perlu susah susah nyebur! Dari ataspun juga udah keliatan tjuy. Disini juga ada ayunan manjah kalo kalian mau photo ala-ala gitu deh. Oiya kalau kalian takut berenang, better kalian nyebur disini sih dibandingkan manta point tadi karena disini pantainya dangkal dan cukup luas.






Selesai deh perjalanan sailing kami yang super unforgettable ini. Dan kami kembali ke pelabuhan Labuan Bajo jam 6 Sore untuk kemudian kami kembali di antar ke Kampung Bule Hostel.

btw kita satu-satunya turis lokal kali ini, tak jarang kita juga mendadak jadi guide karena mereka bertanya lebih dalam tentang Indonesia.

Esok paginya kami harus kembali naik Pelni KM. TilongKabila menuju Bima-Lembar(Lombok)-Benoa(Bali). Yap tidak ada Pelni dengan tujuan langsung ke Bali ternyata. Oiya untuk beli tiket Pelni kita harus datang langsung ke kantornya yaaa bukan beli di Pelabuhan. Syukurlah ada Pelni di dekat Pasar Baru yang sudah buka pagi itu. Kami beli tiket pelni dengan harga 225.000 dengan jangka waktu 32 Jam di Kapal karena ngaret (heran gue pulang pergi ngaret mulu)

Pelni KM. TilongKabila rupanya jauh lebih parah dari pada KM.Binaiya guys. Semua disini bertindak sesuka hati, tidak saling peduli satu sama lain, selain itu kapalnya juga jauh lebih panas dan lebih semerawut. Bayangkan aja tiba-tiba ada yang gelar dagang baju di kapal. Belom lagi banyak orang-orang di area luar kapal yang gelar karung sebagai alas mereka untuk tidur. Sampah berserakan di mana-mana sejujurnya gue kasian sama bagian bersih-bersih yang hampir tiap saat bersihin sampah tapi ada lagi ada lagi akhirnya gue memutuskan untuk upgrade kamar ke kelas 2. Kebetulan ada seorang bapak juga yang sedang cari kamar tapi kamar penuh akhirnya kami harus menunggu sampai beberapa kamar kosong karena sebagian turun di Bima yang baru sampai sekitar 8 Jam lagi. Tepat jam 5 sore sang bapak bilang "kalian mau cari kamar kan, coba aja keatas saya juga lagi cari langsung bawa aja barang-barangnya" akhirnya kita ke atas dan dapet kamar lah. Setelah kita tanya ke petugas ternyata harga upgradenya 400ribu men ;") Lalu kemudian petugas itu di panggil oleh bapak-bapak tadi dan kembali ke kita bilang kalau kamar kita sudah dibayarin. EH YA ALLAH ALHAMDULILLAH REJEKI ANAK SOLEHAH! Kita langsung samperin bapak itu dan sang bapak cuma bilang "Iya gapapa, saya ngerasa bersalah juga udah nyuruh kalian langsung bawa barang. Saya fikir gak tambah bayar lagi" ya Allaaaaaaah seneng banget woy sang penyelamat kami dari aroma tak sedap dek 2 akhirnya kami pindah ke dek 5!
Akhirnya kami sampai di bali sekitar jam 8 Malam dan langsung menuju ke Bandara untuk mengejar pesawat jam 10 dengan tujuan ke Soekarno Hatta Jakarta. Pesawat pulang gue hanya 150ribu saja loh karena gue pakai Big Point Air Asia. Kalau mau tau caranya kalian bisa klik disini.

Jadi Berapa total pengeluaran selama di Labuan Bajo?
- Pesawat Jakarta - Bali Rp. 400.000
- Kapal Pelni Bali - Labuan Bajo Rp. 230.000
- Hostel 2 Malam Rp 150.000
- Sailing Kepulauan Komodo Rp 1.000.000
- Kapal Pelni Labuan Bajo-Bima-Lembar-Bali Rp. 250.000
- Upgrade kamar Pelni GRATIS
- Pesawat Bali - Jakarta Rp. 150.000

TOTAL PENGELUARAN ALL IN LABUAN BAJO RP. 2.180.000
(belum termasuk Waerebo, FYI Waerebo masih 4-6 jam dari labuan bajo)

Jadi gimana? kalau menurut kalian ini masih mahal, silahkan cek sendiri harga tiket pesawat ke Labuan Bajo, mungkin untuk pesawat doang kalian udah habis 3juta hehe Intinya sih mahal atau tidaknya suatu perjalanan tergantung lifestyle saat kamu traveling.
Oke memang harus gue akui, kalau wisata di Indonesia jauh lebih mahal dari pada ke luar negeri. Tapi setiap kali gue wisata alam ke luar negeri (ya walaupun baru sekitaran Asia) gue selalu bilang, ini mah gak ada apa-apanya sama di Indonesia. Semua akan terbayar ketika kamu disana.

terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca


You Might Also Like

2 comments

  1. waaaaw, keren bgt hari gini bisa ke Labuan Bajo cuma 2 jutaan!!
    ditunggu sharing2 jalan-jalan hemat lainnyaaa~

    ReplyDelete