Observatorium Bosscha : Bringing back childhood memories

Sunday, June 09, 2019


Bintang bintang di langit, Berikan sejuta misteri
Berkedip-kedip, Bermain mata
seolah mengajak kita berkenalan lebih dekat

Canopus, Capella, Vega

hayooo siapa yang bacanya sambil nyanyi? haha pasti yang tau lagunya anak 90an nih. Baiklah teman-teman sekalian kali ini gue mau ajak kalian throwback nih! pasti masih inget dong sama si Sherina anak Jakarta yang  kemudian pindah ke Bandung karena ayahnya ada kerjaan di sana. Suatu ketika saat Sherina lagi main dengan Sadam tiba-tiba mereka di culik oleh orang suruhan Pak Butet Kertaradjasa lalu melarikan diri ke sebuah Obeservatorium yang mereka sebut dengan Bosscha.


Setelah berkali-kali ke Bandung, seneng banget akhirnya gue punya kesempatan bisa main kesini. Sebelumnya gue mau cerita sedikit nih tentang sejarah Bosscha (Baca: Bossh.kha ya bukan bosya). Jadi pada jaman kompeni Belande dulu nih para astronom merasa kesulitan untuk memantau bintang di bumi selatan hingga akhirnya tercetuslah ide untuk membangung Observatorium oleh insinyur astronom Belanda  kelahiran Madiun, Joan George Erardus Gijsbertus Voûte Berungtunlah beliau memiliki sahabat tajir melintir yaitu Karel Albert Rudolf Bosscha yang bersedia membiayai sebuah teleskop yang dipesan di optik ternama jerman yaitu, Carl Zeiss Jena. Nah sebagai penghargaan atas jasa Pak Bosscha akhirnya namanya di abadikan sebagai nama Observatorium ini.




Btw Observatorium Bosscha cukup luas loh guys sekitar 6 hektare. Nah kalo nyebut kata Bosscha pasti yang ada di otak kita yaitu si gedung ber-atap kubah atau setengah lingkaran ini ya. Nah kalau yang ini namanya Gedung Kopple di dalamnya terdapat teleskop besar yang punya nama lengkap Teleskop Refrektor Ganda Zeiss (Baca: Caiss). Disebut ganda karena teleskop ini memiliki 2 teleskop utama. Beratnya 17 ton dan panjangnya 11meter. Nah atap gedung Koppel ini berbentuk setengah lingkaran supaya bisa di putar dan di buka ke arah bintang mana yang ingin diadikan bahan observasi. Jadi jangan salah sebut lagi ya ini namanya bukan Gedung Bosscha tapi Gedung Kopple hehe. Oiya ada yang menarik lagi nih, atap Gedung Koppel bisa di putar dengan bantuan rel yang ada di atasnya, nah relnya terbuat dari baja rel kereta yang di buat melengkung loh! Jujur selama disini gue merasa sangat takjub sih di tahun 1923 mereka sudah mampu menciptakan teknologi secanggih ini.





Sayangnya kita gak bisa cobain teleskopnya nih huhu karena ada waktu tertentu dimana kita bisa ikutan observasi bareng mereka. Belum selesesai ke-takjub-an gue dengan Gedung Kopple, kita diajak ke Auditorium dimana disana dijelaskan tentang apasih yang selama ini diteliti oleh Astronom di Observatorium. Ada banyak sekali ilmu yang bisa gue petik disini dan bikin gue jadi semakin takjub dengan dunia ciptaan Allah ini. Tapi guys ada yang bikin sedih nih, kabarnya Observatorium Bosscha kini mulai kesulitan melakukan observasi karena banyaknya polusi cahaya akibat semakin banyaknya lampu kota dan lampu rumah tangga. Sedih yah, tanpa kita sadari ternyata kita juga salah satu pelaku penyebabnya huhu.





Nah itu dia cerita main main gue ke Bandung sekaligus nambah ilmu dan mengenang masa kecil di Observatorium Bosscha, semoga teman-teman juga bisa mampir kesini dan liat secara langsung betapa takjubnya si Bosscha ini yah! Oiya Bosscha buka setiap hari kecuali hari minggu, untuk waktu dan jam lebih tepatnya kalian bisa cek langsung di websitenya https://bosscha.itb.ac.id/ yah. Next gue mau cerita tentang perjalanan gue ke observatorium di Jakarta! ada yang bisa tebak dimana? hehehe samapi bertemu di postingan berikutnya.

You Might Also Like

2 comments

  1. aku pengen ke sini juga dong kak. kapan-kapan ajak aku ya kak.

    ReplyDelete
  2. Omg iri bangettt, dari dulu masih kecil sampe sekarang aku belum kesampaian masuk Bosscha :(((

    ReplyDelete